Ya Rabb, ketika aku menghirup udara pagi di Bulan Oktober ini, satu hal terlintas dalam benakku. Akhirnya bulan ini datang juga. Akhirnya saat ini tiba juga. Berasa aura itu kian kental menghiasi hidupku. Satu fokus hidupku. Berusaha mencari tahu dimanakah harusnya aku berada. Di kota inikah aku akan mendapatkan rejeki? di dekat keluargaku tercinta, serta membesarkan usaha rumah? ataukah aku harus berpindah ke lain kota. Wallahu'alam. Akan kunikmati proses ini dengan semaksimal mungkin. Fokuskan diri, hasilnya apa? bismillah..kuyakin itu yang terbaik untukku, dan untuk masa depanku.
Akhir - akhir ini, aku dihadapkan dengan kondisi bahwa Allah mengabulkan doaku. Dan terkadang ketika doaku itu terkabul? ternyata aku tak siap dengan kondisi tersebut. Masih teringat jelas dalam ingatanku, 6 tahun yang lalu tatkala kutitipkan doa pada ayah bunda waktu ke Mekah. Beberapa doa titipan akan masa depanku, soal pendidikan, iman, serta jodoh. Satu per satu doaku terjawab. Dalam kurun waktu yang ternyata tak singkat. Ada yang langsung dikabulkan, ada pula yang baru terkabulkan akhir-akhir ini.
Semakin mengingatkan diriku bahwa memang hanya Allah swt lah yang tahu kapan saat terbaik doa kita dikabulkan. Atau memang doa yang kita panjatkan kurang baik, dan akan diganti yang lain yang lebih baik untuk hidup kita ini.
Beberapa bulan yang lalu aku bercanda, berkata pada orang-orang terdekatku, bahwa untuk masa depan, terutama soal kepastian kerja? biarkanlah aku sendiri melangkah dalam hidup. Melangkah kesana kemari.
Cukup support aku dengan cara mengawasiku dari jauh. Tak usahlah banyak bertanya. Ingatkan saja diri ini, ketika diri ini mungkin kurang berlari. Serta doakan aku selalu untuk bisa segera tahu tentang kepastian langkah hidupku yang satu ini.
Doaku terkabul.
Bahkan akupun tak mengira bahwa beberapa bulan ke depan ini tampaknya aku harus benar-benar *mandiri* melangkah. Satu hal di luar perkiraanku waktu itu. Kupikir, ada yang bisa menemani tatkala aku harus keluar kota. Atau minimal, adalah seseorang disana yang dekat denganku, dan akan membersamaiku melangkah. Tapi? tampaknya aku harus bersiap untuk ditemani dengan orang-orang lain. Tantangan buatku agar aku bisa lebih bersosialisasi dengan orang lain, dan tak bergantung pada mereka yang selama ini dekat denganku.
Teringatku akan percakapan di malam itu.
"Sesuai keinginanmu dulu dek, insyaallah aku ga akan menanyaimu soal kerjaan.. terserah, adek mau melangkah kemana..Aku tampaknya juga tak bisa memantaumu untuk beberapa waktu ke depan..ga akan telpon, atau mungkin minim sms yaa.."
"Insyaallah..biarkan kumelangkah disini, dan tentunya dirimu melangkah disana. Semoga ketika kita bisa berkomunikasi lagi seperti sedia kala? aku bisa memberikanmu berita gembira" [jawabku setelah sepersekian detik kuterdiam]
Ya! sepersekian detik kuterdiam. Oktober - November - Desember. Subhanallah. Akhirnya bulan-bulan ini datang juga. Bulan dimana aku akan diuji soal hidup. Kepastian hidup. Dengan support dari keluarga dan dirinya, walau mungkin tak secara fisik membersamaiku. Walau baru di awal Oktober, tapi ntah mengapa aku sudah merasakan aura haru biru penghujung bulan ini. Mudahkanlah kami semua Ya Allah...dalam meniti hidup ini. Kuatkan iman kami slalu. Kupanjatkan satu doa untuk dirinya yang juga selalu mensupportku. Semoga dia senantiasa sehat, semoga perjalannya di akhir bulan ini selalu Engkau berkahi..
"kutitip doa, untuk bunda dan ayahandaku, untuk keluargaku, serta tak lupa..panggilah namaku disana...smoga kelak aku bisa berada di tempat itu, bersama keluarga kecilku, minimal dengan suamiku.."