Saturday, March 14, 2009

Kisah di balik Meninggalnya Bapakku - Ahriadi Saptomo 12 Maret 2009

"fit...bapak semaput..aku tak mrono yo...ki mau bar dikabari mba eni.."
(mba eni = karyawan bapakku)

kalimat itu kudengar dari ibu,tatkala aku sedang dalam kondisi 5 watt *nglindur**, mendengar kalimat itu?aku langsung melek,dan bangun dari tempat tidur ibu..

"semaput di Pemkot? atau di Pemasaran GCD ?" tanyaku pada ibu, coz aku teringat,kalo bapak tadi pagi,pamitan untuk pergi rapat di Pemkot untuk membahas LPMK. ibu yang tampak kebingungan terlihat makin kebingungan ketika mendengar pertanyaanku.. "wah..aku yo ra kepikiran..ning ndi yoo" kata ibu dengan panik. "Yawdah, ibu siap-siap,fitri telpon kantor,tanya bapak dimana - jawabku seraya bergegas menuju telpon,dan menghubungi kantor pemasaran. Usut diusut, bapakku ternyata masih semaput di kantor pemasaran, dan sedang menunggu jemputan ambulance Hidayatullah..


Di sisi lain, aku mendengar heboh-heboh di luar rumahku,ternyata mbak Beta datang beserta krucil-krucilnya dan suami. Ditambah pula dengan mbak Alfie yang menyusul datang dengan sepeda motor penuh belanjaan.. Langsung aku lari ke arah mereka "sssttt!!! barusan ada telp dari mba eni, ngabari nek bapak semaput di kantor, saiki ibu arep nyusul mrono"

mendengar itu, langsung mbak-mbakku tercengang, hanya Reza dan Nayo yang tetep saja rame, rebutan mau masuk rumah.. "kok iso?pie?ana apa to?" serta serentetan pertanyaan menjejaliku.. "udah..skarang masuk aja, ketemu ibu" ----singkat cerita?akhirnya diputuskan, ibu berangkat ke kantor ditemani Mas Endro -suami mba beta, sedang yang lain?tetap di rumah,menanti kabar.--------------

**beberapa menit kemudian**

aku duduk di sofa, bersebelahan dengan Mba Alfie yang sudah tampak cemas, serta kulihat mba Beta sibuk mengurusi Reza dan Nayo yang tetep saja sliwar sliwer keliling rumah, seakan tak menyadari, kegalauan hati kami.



*HP ku berdering, kulihat ini panggilan dari Bu Ania -penyiar terlama di GCD-
+iya bu?
-mba fith..ini bapak sudah di rumah sakit..bisa ke sini segera?bapak kritis
+gimana buk?kritis??!!?
-ehh..emm,,,nggak..bapak sudah dirawat di UGD, sedang dipacu jantungnya..bisa kesini?
( pelan..tapi terasa,betapa panik bu Ani saat itu )
+iya bu..td baru saja, ibu ama Mas Endro brangkat, kita yang lain tunggu rumah..
- oo...yasuwdah mbak..makasih..
----------------------------------pembicaraan selesai------------------------------------

berbagai perasaan terasa campur aduk di pikiran, semua jadi satu..dan kudengar mba Alfie di sebelahku sudah kian histeris dan menangis,

+opo fit...bapak kenopo fit..
- umm..kata mba ani, bapak dipacu jantung..di Hidayatullah..
+ahhh...ayooo...mrono yoo..pie?pie?omah ditinggal?bocah bocah pie yo?
kata mbakku ini dengan panik dan menangis tidak tenang...
-wis, omah dikunci wae, kabeh digawa, toh..ana Tato sing iso jagani omah.mangkat saiki yuk..jo lali,kabari ibuk,bapak saiki wis ning Hidayatullah, ben ibu karo mas Endro langsung mrono, rasah ning kantor..kataku dengan perasaan yang sudah tidak jelas, dan pikiran kalut.

( Tato = asisten baru bapak,merangkap penjaga rumah, yang kebetulan ini merupakan hari pertama ia kerja di rumah)

Akhirnya semua dengan tampang panik,bergegas masuk ke mobil, setelah sebelumnya? mengabari mba Sinta yang di Bandung *kakakku no.3* via YM, dan pamitan ke Tato. Kita pun meluncur ke Rumah Sakit.

****** perjalanan menuju Rumah Sakit*****
aku duduk di belakang, bersebelahan dengan reza. Kulihat mba Alfie menyetir sambil terisak-isak, dia menelpon beberapa keluarga dekat,mengabari berita ini. Di sampingnya, mba Beta juga tak kalah resah, memegang HP sambil memangku Nayo. Beberapa menit kemudian, Hp mba alfie berbunyi, ternyata telpon dari mba Sinta, kakakku yang masih di Bandung.
"Sik yo sin..ngomong wae karo beta, iki aku lagi arep ning Hidayatullah" - seraya menyerahkan HP ke mba Beta yang duduk di sebelahnya

"bapak mau semaput Sin..ning kantor, ibu karo mas Endro wis mrono, saiki awak dhewe yo lagi arep ning RS, mboh kenopo, yo...kowe ngrewangi ndongo wae yo Sin.. mengko nek ana apa-apa, tak kabari" kata mba beta secara singkat..

aaaaahhhhhhh!!!!aku ga tau, apa yang kurasa saat itu, nangis..sedih,bingung..campur aduk

sesekali kudengar celotehan anak 4 tahun di sebelahku,,..

"mamahh...akung Arie?sakit?sekarang kita mau jemput akung Arie di rumah sakit yaa"
"akung Arie sakit apa mamahh..?"
"kemarin Reza liat akung Arie...periksa darah sendirian..di rumah, akung Arie ga nangis.."

( bapak memang rutin melakukan cek darah ringan di rumah dengan peralatan medisnya, dan kemarin?memang reza sempat diliati cara cek darah itu )
-------perjalanan terasa sangat lama..jarak tempuh 15 menit,buatku = 1 jam!!! -----------

*sampai di Hidayatullah*

aku,mba beta dan anak-anak bergegas masuk. Sedang mbak Alfie masih sibuk parkir mobil..
dari kejauhan, kulihat, Bu Eni, Bu Ani, Wanda, mas Dwi, mas Topan ( teman-teman kantorku *yang juga merupakan karyawan bapak* tampangnya sudah tidak karuan..)

udah mbak...masuk saja.. Kata Bu Ani padaku..dengan tenang, walaupun raut muka beliau sama sekali tidak menunjukkan ketenangan... ada apa iniiiii....pikirku! sambil bergegas masuk ke ruangan UGD yang ditunjuk..

di dalam ruangan, di salah satu ruang, kuliat ibuku tampak berdiri bersandar di tembok, menatap ke depan. Baru aku sadar, ternyata ibu melihat bapakku yang terbaring dengan baju lengkap, tubuh beliau diikat dengan sabuk ke dipan. Di dekat beliau, tampak 3 orang berbaju putih-putih. Yang satu?sibuk dengan peralatan medis *menyetrum dada bapakku berulang kali*. sedang yang satunya sibuk membantu..sambil sesekali membenarkan posisi kantung oksigen yang dipasang di hidung bapak..

***beberapa menit, kulihat bapak..ini bapakku?sperti ini?terbaring?yakiin? bapak kan tadi pagi berangkat masih ceria..senyam senyum sambil gojegan ama aku, ibu, dan mba Alfie.. ini apa ini!! aku nangis..ntah! apa yang kurasa saat itu. tidak percaya dengan apa yang kulihat...***

"fith..bapak ki wis sedo..aku mau tekan rumah sakit, wis diandani karo dokter'e, bapak ki wis ora ono pas tekan rumah sakit..iki dipacu jantung'e, kemungkinan'e mung cilik banget.. sekarang kita harus bagaimana fith? kita harus apa fith? aku kudu pie fith? " kata ibukku dengan raut muka standar..sedih?iya..tapi tak tampak air mata di wajah beliau.. Aku?yang di samping beliau, langsung kian menangis..mendengar perkataan ibu..

"buukk...ibu kok bilang gitu sih...!! ibu..kita doa bu.."

"gak fith..tadi dokter bilang, pasien sudah tak ada denyutnya, cuman ada sedikit listrik di jantungnya.. pupil mata juga sudah tak bereaksi, otak bapak juga sudah ga kerja fithhhh..."

aku makin menangis,tatkala mendengar penjelasan ibu.. aku juga masih merasakan, di depanku, para tim medis masih saja menyetrum badan bapakku berulang kali...

"ibu..ibu punya mba alfie, mba beta, mas dodi,mas endro, kita disini buuk..ibuk ga ndirian...!"

sambil terisak aku peluk badan ibu..yang tetep saja tegar-tanpa sedikitpun ada air mata mengalir- kurasakan mba alfie yang panik,beberapa meter di dekat kami..mendekati kami..stelah sebelumnya menelepon Pak Jazir, ketua Takmir Masjid kami yang juga sekaligus teman dekat bapak di kampung untuk datang ke Hidayatullah..dan aku? aku dengan perasaan kacau balau, meninggalkan ruangan itu, keluar, dan menangis sejadi-jadinya di hadapan crew GCD.. apa ini benar?!??astagfirullah...astagfirullah...

*aku sudah tak mendengar apa yang dikatakan oleh para crew..
*aku sudah tak memperhatikan lagi celotehan reza yang sibuk memanggil manggil
"akung arie..akung arie diapain itu,mamah...?mamah..akung arie sakit?.........!!???"

dokter memang belum memvonis bapakku sedo, dan akupun masih dengan tangan gemetar, sms dyah,vira,rina,ayu,mas husni, cheptie,husein..meminta doa, dan mengabari bahwa bapakku kritis.. Mbak Alfie pun tampak menghubungi mas Dodi -suaminya yang saat itu masih kerja, begitu juga dengan mba beta yang terlihat sesekali menghubungi orang-orang yang aku tak tau siapa saja. Satu orang terdekat yang malah tidak kami beritahukan info terakhir mengenai bapak, yakni *mba Sinta*
mbak-mbakku pun juga memutuskan untuk tidak memberitahukan berita ini ke mba Sinta, yang di Bandung. Satu alasannya, kami khawatir, dia kondisi di Bandung, dan sedang hamil..
----beberapa menit kemudian---------

aku masuk ruangan UGD, meninggalkan reza,nayo dan mba beta yang menangis sejadi-jadinya di pelukan mas Endro, aku mendekati smuwa yang ada di dekat bapak.. kulihat para tim medis melepaskan alat medis itu satu per satu dari badan bapak.. kulihat mbak alfie menangis... kulihat ibu dengan begitu tegarnya, mendekati bapak, mengelus kepala bapak, mencium pipi bapak, serta memeluk badan bapak yang sudah membujur kaku.... **bapakku sedo**
"maaf ibu...kita sudah berusaha semaksimal mungkin..."
ibu hanya menganggukkan kepala tanpa kata..tanpa ekspresi..

"maaf pak, nanti jenazah dipindahkan ke ruang belakang ya pak..kita pindahkan ke ruang jenazah.." ujar tim medis yang lain,pada mas Endro yang sudah ada di dekatku..-ntah!?! sejak kapan- ( 14.00 wib )

--------------menit berganti menit-----------------------------
smuwa berjalan begitu cepat, walau hati ini masih kacau balau, dan smuwa orang di depanku tampak hilir mudik. aku keluar ruangan, hpku berdering, sms masuk..dari cheptie..rina..vira..
yang intinya tak percaya,dan menanyakan, bapak siapa yang kritis.. kujawab saja sms itu dengan singkat.."bapak sdo"...

aku pun akhirnya menelpon 1 orang..
"assalamualaykum..." kudengar suaranya yang tenang itu..di ujung hape ini..
"mas..mas..sambil sesenggukan, aku memanggilnya..bapak mas..."
"dek..ada apa'e?knapa'e dek" tanyanya dengan nada panik,tatkala mendengar aku terbata bata dan terisak isak..
"bapak sedo mas..
"innalillahi..beneran dek?"
"iya mas..dan akhirnya kuceritakan semuanya ke mas husni.."

beberapa menit kemudian, tatkala aku sudah aga tenang..Hp berdering,dyah menelepon, vira telefon,tak beberapa lama?husein juga menelepon.. smuwa kaget, sama seperti aku--
-aku kesana skarang- kuterima sms dari si cheptie, nada yang serupa juga diucapkan oleh husein, sahabatku dari SMP..ketika meneleponku tadi.
aku melihat, ibu keluar dari ruangan, masih dengan raut muka standar, sedih?terlihat dari sorot mata beliau,namun sepatah katapun tak terucap, setetes air matapun tak mengalir.. aku khawatir,,,
"bubu nunuk..." panggil reza,ketika melihat eyangnya keluar dari ruangan
kulihat ibu mendekati cucu pertamanya itu, lalu mendekapnya erat erat..dan akhirnya,
ibu pun menangis..terisak-isak...-tangisan pertama ibu ku siang itu-

"reza...akung arie sudah sedo..reza skarang ga bisa lagi main ama akung arie ya..akung arie udah ga ada..." sambil terisak-isak dan mendekap reza yang kebingungan, ibuku mengatakan hal itu. Tak jauh dari kami, kurasakan juga crew GCD yang juga shock, tak percaya, bahwa direksinya meninggal,,begitu cepat..,,,smua menangis...

--------------*14.05 WIB - mengabari mba Sinta*--------------

aku berdiri di samping mba beta, dan mba alfie. Kami masih cukup shock dengan meninggalnya bapak. Sambil menangis,mba beta berkata "sinta..sinta dikabari durung, pie le ngabari?" aku durung ngabari - kata mba alfie, "ngene wae, awak dhewe ngabari fadi, ben fadi sing mengko ngabari sinta..." jawab mas Endro saat itu.

( mba sinta yang ada di Bandung, saat ini sedang hamil trisemester tiga, tentu cukup rawan bila mba sinta langsung ditelpon dan diberitahu berita ini.. *Fadi = suami mba Sinta ) Singkatnya, mas Fadi yang masih berada di kantor saat itu, diberitahukan mengenai berita duka ini..

*****pak Jazir dan tetangga datang***** ( 14.10 )
saat pak jazir datang,beliau tampak tenang, dan menentramkan kami semua.. tanpa banyak ucap, beliau bisa membuat keadaan yang tadinya membingungkan menjadi tenang (karna kami ga tau, harus bagaimana prosedur kematian itu*)
akhirnya diputuskan?ibu minta bantuan Takmir Masjid Jogokariyan untuk menghandle semua dan Pak Jazirpun juga memberikan berbagai arahan, termasuk meyakinkan ibuku bahwa sebaiknya bapak dimandikan di rumah saja, tidak ribet,karna semua biar dipersiapkan takmir.
dengan cepat, pak jazirpun menghubungi beberapa takmir lain di kampung, untuk menyambut jenazah bapakku tercinta, Ahriadi Saptomo...

ntah knapa,,iklim apa yang terjadi,,namun aku merasa, diri ini tidak menangis lagi. apa karna aku dah punya feeling sminggu yang lalu?atau krn aku melihat mbakku yang juga tampak tegar?ntah..yang pasti, aku hanya melihat...kondisi ibu. aku harus bisa jaga ibu..

(14.20)
aku duduk, beberapa saudaraku sudah hadir, dan menemani ibu dan mbak Alfie... sementara?mba beta dan mas endro pulang terlebih dahulu,mengantarkan reza dan nayo yang mulai rewel
tak beberapa lama, temanku, cheptie datang.. menghampiriku,, yang juga sebelumnya aku sudah ditemani oleh husein yang datang beberapa menit yang lalu..

**ahhh,orang orang ini..alhamdulillah aku punya teman teman yang care**

aku sudah tenang..sambil sesekali senyum kuceritakan bagaimana kronologis kejadian..^__^

"aku dah ikhlas...bapak meninggalnya cepat sekali prosesnya, alhamdulillah.."


-pihak RS mengabarkan,bahwa jenazah bapak baru bisa keluar dari RS kurang lebih pukul 16.00. Oleh karena itu, mba alfie memutuskan untuk mengajak ibu pulang ke rumah dan mempersiapkan smua. Sementara aku?tinggal di RS, sembari menunggu mba beta-mas endro, serta menunggu jenazah bapak boleh dibawa pulang. Praktis, di Hidayatullah tinggal aku,dan kdua temanku, Pak Jazir serta beberapa tetangga, saudara sepupuku, dan mas Dwi,mba wanda,serta crew GCD FM yang tetep setia temani bapak..


**15.15 wib
mbak beta dan mas endro datang, tak beberapa lama..beberapa saudaraku juga datang. aku?akhirnya minta tolong ditemani ke kamar jenazah. Sampai di ruangan, kulihat crew GCD dengan muka sendu,di depan kamar..ntah apa yang mereka pikirkan.. Kulihat bapakku, benar - benar terbujur kaku..tak bergerak, dan ditutupi kain...innalillahi wa innaillaihi rojiun.. astagfirullah..astagfirullah..bisikku saat berada di dekat jenazah beliau.. Di sampingku?mba beta dan mas endro juga menatap bapak, di belakangku?kulihat ada pak Jazir datang..dengan seorang bapak-bapak *yang akhirnya aku tau,ternyata beliau adalah pak Nano - Dirut BPD DIY

(Bapak dan Pak Nano sempat kenal cukup dekat, karena event Gelar Seni Budaya Jogja Semesta, suatu acara yang rutin diadakan oleh Sri Sultan, selain itu, ternyata Pak Nano juga merupakan teman dari Om Seno, dan Om Aji, adik-adik bapakku)*

*15.25 wib
pihak rumah sakit memberitahukan bahwa jenazah sudah diperbolehkan dibawa pulang dengan mobil ambulance.. Diputuskan,bahwa yang ikut di dalam mobil itu aku dan mba beta, serta pak jazir, di sebelah sopir.. **nguuuiiing....uiiiiing..uiiiiiiiiing.....uiiiiingggg....sirene pun bunyi dan mobil ambulance pun perlahan-lahan keluar dari area RS Hidayatullah..**
sepanjang perjalanan, aku dan mba beta menemani jenazah bapak. Ntah apa yang dipikirkan oleh mbakku yang juga sedang hamil itu, tapi?yang pasti...aku benar-benar merasa ini suatu proses yang begitu cepat, mengagetkan, namun..patut disyukuri...

*memasuki jalanan jogokaryan..

dari kejauhan,kulihat rumahku sudah dikerumuni orang-orang..tetangga sudah berdatangan
tenda-tenda sedang dipasangi, kursi-kursi mulai diturunkan dari truk...dan.....?!??
aku melihat bendera putih terpasang di salah satu tiang tenda depan rumahku..

astagfirullah...akhirnya hari ini datang juga..Ya Allah...kuatkan iman kami ya Allah..batinku

orang -orang mulai bersiap siap menyambut jenazah bapak..dan tatkala pintu ambulance dibuka, tetangga pun dengan sigapnya membantu menurunkan jenazah bapak... Sekilas kulihat juga crew MJ TV dengan handycam mendokumentasikan proses ini smua....

*akhirnya..menit-menit berikutnya pun? dimulailah proses pemandian jenazah, yang dilakukan oleh ibu.. Ibu tampak tegar, aku hanya melihat dari dekat, dan terkadang membantu mengambilkan apa yang dibutuhkan. Mbak-mbakku tampak sibuk mengurusi peralatan, dan lain sebagainya..semua sibuk*


*16.00 - 18.30 wib
jenazah bapak yang sudah dimandikan, akhirnya dibungkus dengan kain..diletakkan di ruangan depan rumahku.tamu tamu dan tetangga pun mulai berdatangan satu per satu menyatakan turut berbela sungkawa.. Dyah,vira,wiwit-pun datang.. disusul dengan vergin, dan aris.. tak terasa?adzan maghrib dikumandangkan dari Masjid Jogokariyan.. -aahhh,betapa cepatnya waktu berlalu-
seusai sholat maghrib berjamaah, dan anak-anakpun juga beranjak pulang, aku pun menemani ibu ku yang ada di ruangan depan, saat itu beliau sudah ditemani oleh mbak alfie serta mbak beta, mas dodi dan mas endro..suami mereka. Aku tercekat, tatkala melihat ruangan depan tempat jenazah bapak berada. Bagaimana tidak?rombongan jamaah bubaran dari sholat maghrib di Masjid, berduyun duyun bergantian menyolatkan jenazah bapak, subhanallah... bahkan?rombongan adik-adik usia SD, ikut serta..-aku tak pernah melihat adik adik kecil, sholat jenazah,sebelum ini-

smakin malam, tamu juga semakin banyak.. teman mbak alfie ataw mas dody, teman kerja bapak di LPMK, ataupun kelurahan, serta teman-temanku juga hadir. Dari promo FE UII, kemudian?anak-anak ex B UII, subhanallah...aku ga mengira, bakal banyak yang datang dan support aku.. Lalu?smakin malam,, datang pula beberapa orang dari Seveners jebolan 2005, yang dikomandani oleh Ary -pengganti Ardi *ketua lama yang udah ga di Jogja*-

subhanallah..tamu bapak hari ini banyak sekali.. subhanallah..banyak sekali yang jamaah ikut menyolatkan bapak.. -di kesedihan ini, aku merasakan ketenangan..dan keyakinan.. "sudah, bapak sudah tenang, bapak sedo-nya indah sekali, banyak yang kehilangan bapak, ayo..ga usah nangis, cerita yang dibuatkan Allah swt sudah terlalu indah untuk ditangisi..jangan nangis! bersyukur saja..bapak meninggalnya cepat, tetangga dengan sigap membantu proses meninggalnya bapak, dan..banyak sekali yang menyolatkan bapak"pikirku saat itu.. berusaha menguatkan hatiku.. subhanallah..Jalan yang Engkau gariskan...begitu indah Ya Rabb..

1 comment:

  1. saya mampir dari blognya mbak sampeyan. turut berduka cita ya...

    ReplyDelete