Bagaimana rasanya berlebaran tahun ini? Senang, sedih ataukah biasa-biasa saja? Entah mengapa, tahun ini ada yang berbeda kurasa. Sedikit sama dengan tahun lalu, walau lebih mellow di tahun ini. Mungkin karna banyak pengingat di sekelilingku. Banyak kejadian, yang membuatku kian tersadar. Bisa saja ini RAMADHAN TERAKHIRku. Kalau dulu? aku tau teori ini, tapi tak begitu membekas di hati. Entah mengapa tahun ini. Sedih kurasa.
Mengikuti taraweh terakhir di masjid tercinta malam itu? terasa sedih. Karna pengisi kultum yang tak lain adalah ketua takmir, lagi - lagi mengingatkan para jemaah, bahwa kita tak tahu hidup sampai kapan. Bahwa kita harus bersedih, karna tamu agung kita akan pergi. Bahwa beliau juga mengatakan,
>Manusia itu sering melupakan 2 hal, yakni KESEHATAN serta WAKTU LUANG
Disitulah aku merasa kalimat tersebut menghujam pikiran dan hatiku.
>Manusia itu sering melupakan 2 hal, yakni KESEHATAN serta WAKTU LUANG
Disitulah aku merasa kalimat tersebut menghujam pikiran dan hatiku.
Ya, tahun ini aku lebih merasa malu. Malu karna tak bisa memaksimalkan Ramadhanku. Tahun - tahun lalu? mungkin aku terkesan biasa-biasa saja, Ramadhan pergi? yaaa...berganti dengan lebaran. Tapi ntah mengapa, tahun ini aku merasa sedih.
Sedih karna teringat ucapan-ucapan orang disekelilingku,
Ketua takmirku yang berpesan seperti itu..
Lalu aku juga sedih karena teringat ucapan temanku yang sakit tumor, dan kutengok awal puasa kemarin..
"Sehat kui larang..aku gur pengen mari,njuk Ramadhanan meneh"
Ya..kalimat itu.. awal bulan lalu. Membuatku sedih. Tak pernah aku tahu skenario Allah padaku, ataupun pada orang-orang di sekitarku. Akupun tak menyangka, temanku yang sehat walafiat itu tiba-tiba divonis seperti itu. Sepenggal kalimat yang diucapkannya pelan, dengan sorot mata berbinar, namun dengan tubuh yang tak sesegar dulu kulihat. Waktu aku mengunjunginya di RS kala itu.
Slain itu? aku selama 6 tahun ini berada di lingkungan tetangga yang aura islaminya sangat kental. Entah mengapa, aku merasa sedih, aku tak tahu apakah tahun depan masih bisa berada di kampung ini, ataukah sudah merantau? ataukah umurku tak sampai lagi? wallahu alam. Aku sedih, hingar bingar kampoeng ramadhan jogokaryan sangat kurasa. Aku pasti kehilangan di saat aku jauh dari kampung ini. Pasar sore, alunan sholat taraweh, subuh, ataupun perjuangan teman-teman yang berdarah darah selama menjadi panitia? itu lah warna warni di kampungku. Aku saja sudah malu, tahun ini tak urun dalam membantu kepanitiaan. Tak ikut andil mengambil pahala di jalan Allah swt.
Sedih yang lain? pasca aku melihat bunda, dan tak terasa aku sedih. Jujur, aku teringat Bapakku. Aku yang harus selalu menangis sendiri, tak boleh ketauan Bunda. Khawatir kalau bunda juga ikutan sedih. Itu alasanku. Tak bisa juga curhat colongan di FB, karna teman temanku disana terlalu banyak, dan family ku juga terlalu banyak. Lebih aman aku menulis disini. Aku masih ingin berlebaran dengan Bunda tahun depan. Entah, apakah itu bisa atau tidak. Karna lagi-lagi aku tak pernah tau apa skenario Allah swt.
Berenam kesana. Lalu dilanjut rutinitas ke rumah pakdhe, dilanjut pulang untuk sungkem sekeluarga. Bapak, bunda, 3 mbakku, dan aku. Rutinitas yang kini sudah 3 tahun tak kurasa. Berawal dari kakakku nomor tiga menikah dan menetap di luar kota, yang terkadang dia tak bisa langsung mudik saat hari H. Sehingga? terkadang rutinitas taunan itu, tanpa dirinya. Tapi kondisi berubah kembali.
Tahun lalu? Rumah masih ramai dengan mbakku nomor 2 beserta ketiga anaknya, karna suami sedang dinas di lepas pantai, tak dapat cuti. Lalu mbak yang di Bandung? juga datang sekeluarga. Menginaplah mereka di rumahku. Menemani bunda, dan aku waktu itu. Rame? sangatlah! karna 4 balita berada dalam 1 atap. Sedikit terobati rasa sepi karna Bapak yang kebetulan sudah tak bisa secara fisik berada di sini. Itu tahun lalu. Tahun pertama lebaran tanpa bapak.
Walau sudah tak pergi ke alun-alun untuk sholat ied. Walau tak ada acara sungkeman, tapi nuansa ramai rumah, masih terasa. Lagi-lagi aku bilang, itu tahun lalu!
Tahun ini? bisa kubilang aku sedih. Aku kangen nuansa berangkat ke alun-alun utara berenam. Aku kangen acara sungkeman bersama. Aku kangen bercandaan dengan mbakyu-mbakyu dan ibu di waktu malam, pasca ponakan-ponakanku sudah tidur. Aku kangen kebersamaan itu. Ya..tahun ini, karna suami kakak kduaku dapat cuti, praktis tak ada 3 krucil yang menginap di rumahku. Tahun ini pula, kakakku yang ketiga dari bandung, belum hadir di Yogya. Praktis rumah di waktu malam? hanya berisikan aku dan Bunda.
Aku kangen..
Kangen kebersamaan keluarga kecilku. I am so sad..
Kalau aku sedih? Bagaimana dengan bunda..? hemm... Bagaimana tahun depan? smisal aku sudah merantau di kota lain. Heww..lagi-lagi pikiran meloow itu melintas dalam pikiranku. Aku hanya kangen suasana hangatnya rumah. Ngobrol bersama, bercanda bersama, bertukar pikiran, bahkan debat bersama-sama..
Lagi-lagi aku hanya bisa curhat colongan dalam diary onlineku
Sekedar mengingatkan juga..untuk teman-teman yang kebetulan nyasar baca.
Sayangi orangtua dan saudara-saudara kita yaaa..
Belum tentu, tahun depan kita masih bersama mereka..
Mungkin mereka yang akan berpisah sementara dengan kita..
atau bisa juga, diri kita ini yang tak sampai umur untuk membersamai masa tua mereka..
selagi ada waktu..
sayangilah keluarga kecil kita..melebihi pasangan kita
ingatkan pasangan kita juga, untuk lebih ingat akan keluarganya.. ^^
#kalo yang belum punya pasangan? hehehe..yaa sahabat bolehlaah#
selagi bisa..
pergunakan waktu sebaik-baiknya..
kalimat di atas lebih ditujukan untuk diriku sendiri. Yang harus lebih mengoptimalkan waktu yang tersisa. Konsistensi dalam beribadah, itu niatanku. Bismillah...smoga bisa.
Ya Rabb
kumohon jagalah selalu Bapak Ahriadi disana..
sampaikan salam hormat dan rinduku ini..
Rindu kami, tepatnya.. :)
terangilah kuburnya..lapangkanlah kuburnya..ampunilah dosanya..
smoga sgala amal ibadahnya Engkau terima,
dan smoga sgala amal jariyah masih senantiasa mengalir untuk beliau..
Smoga Engkau berkenan mempertemukan kami skeluarga, kelak...
di SurgaMu Ya Allah..
sehingga perpisahan sementara ini tak akan ada dukanya lagi..
karna kami bisa melepas rindu..kelak..berkumpul bersama umat muslim lainnya.
amin amin amin Ya Rabbal Alamin...
#makasih buat yang sudah membaca, dan scara tak langsung juga turut mengamini..smoga Allah swt slalu memberkahi anda semua# ^^
amin,,,,
ReplyDelete#a : a,b,c,d,e..? ^^ makasih telah mampir, dan meluangkan baca.. maaph...sayaa sedang melow.. ahahaii..dari kemarin curhatan'e makin ga jelas :D
ReplyDeleteNice story,..
ReplyDeleteRamadhan emang bulan penuh kenangan. Segala moment bisa membekas begitu nyata dalam memori.
hee...padahal niat hati ini hanya curahan di kala melow.. alhamdulillah smisal ada hikmahnya.. :)
ReplyDeleteamin.. amin.. amin..
ReplyDelete