"Kalian harus punya cita-cita pergi ke luar negeri. Biar bisa lihat, dan membuka mata kalian akan dunia luar sana. Efeknya akan beda, orang yang pernah pergi ke luar negeri sama yang belum.Ya? buat apapunlah..buat studi atau apapun. Minimal 1 negara saja. Apalagi kita kan muslim. Minimal, cita-citakan dan usahakanlah biar bisa ke Arab buat Haji atau umroh." (Arman,2006)
Masih kuingat jelas di ingatan akan ucapan itu. Ya ga sperti itu sih, tapi miriplah.. Intinya sperti itu. Ucapan yang kudengar beberapa tahun yang lalu di bangku kuliah. Dari dosen muda, cakep, dan sudah pernah ke luar negeri buat menuntut ilmu pula.Perkataan beliau, kian menguatkan keinginan hatiku untuk pergi ke luar negeri. Suatu saat. Ntah kapan. Nabuuuung? itu yang terlintas di pikiranku.. ^^ biar bisa ke luar negeri.. hohohoo.. Kalo gak gitu? gimana bisa kesampaian ke luar negeri..
Tapi, itu pikiranku jaman dulu. Skarang? hee..ada pikiran lain yang lebih menguat terlintas dalam hidup. Yahh..yang namanya rejeki, kalo emang jatahnya ke luar negeri, pasti akan kesono. Ntah dari duit sndiri, atawpun dari yang lain. Kalopun punya tabungan bejibun, ampe beberapa rekening? tapi kalo emang ga ada jalannya buat kesono? ga bakal kesampaian dah. Sapa tau, gagal ke luar negeri gara-gara urusan waktu. Urusan kantor. Ataupun urusan keluarga yang ga bisa ditinggalkan. Sama aja kan?Pa lagi, kebetulan sekelilingku, aku mendapati orang-orang yang pergi keluar negeri, bukan murni dari tabungan mereka sendiri. Weww..doanya pada kenceng kali ya? itu pikirku. Emang, kalo Allah swt udah berkehendak kita jatahnya maw ke Zimbabwe ataupun Amrik? pasti akan ada jalan buat kesono. Yaaah..tetep usaha sih. Minimal dengan doa tentunya. Tapi tetep, doa buatku jadi senjata pamungkas.. hooohooo... Semakin tersadar dengan cerita orang-orang di sekelilingku.
Masih kuingat jelas di ingatan akan ucapan itu. Ya ga sperti itu sih, tapi miriplah.. Intinya sperti itu. Ucapan yang kudengar beberapa tahun yang lalu di bangku kuliah. Dari dosen muda, cakep, dan sudah pernah ke luar negeri buat menuntut ilmu pula.Perkataan beliau, kian menguatkan keinginan hatiku untuk pergi ke luar negeri. Suatu saat. Ntah kapan. Nabuuuung? itu yang terlintas di pikiranku.. ^^ biar bisa ke luar negeri.. hohohoo.. Kalo gak gitu? gimana bisa kesampaian ke luar negeri..
Tapi, itu pikiranku jaman dulu. Skarang? hee..ada pikiran lain yang lebih menguat terlintas dalam hidup. Yahh..yang namanya rejeki, kalo emang jatahnya ke luar negeri, pasti akan kesono. Ntah dari duit sndiri, atawpun dari yang lain. Kalopun punya tabungan bejibun, ampe beberapa rekening? tapi kalo emang ga ada jalannya buat kesono? ga bakal kesampaian dah. Sapa tau, gagal ke luar negeri gara-gara urusan waktu. Urusan kantor. Ataupun urusan keluarga yang ga bisa ditinggalkan. Sama aja kan?Pa lagi, kebetulan sekelilingku, aku mendapati orang-orang yang pergi keluar negeri, bukan murni dari tabungan mereka sendiri. Weww..doanya pada kenceng kali ya? itu pikirku. Emang, kalo Allah swt udah berkehendak kita jatahnya maw ke Zimbabwe ataupun Amrik? pasti akan ada jalan buat kesono. Yaaah..tetep usaha sih. Minimal dengan doa tentunya. Tapi tetep, doa buatku jadi senjata pamungkas.. hooohooo... Semakin tersadar dengan cerita orang-orang di sekelilingku.
1. JEPANG
Kakakku nomor dua, kebetulan pernah ke Jepang selama beberapa hari. Kejadian itu waktu aku masih SMA spertinya, atau 8 tahun yang lalu. Waktu itu, dia kebetulan kerja di sebuah pabrik baterai di Bekasi. Gaji? spertinya biasa-biasa saja, cenderung ngirit sangat bila dibandingkan lulusan UGM pada umumnya. Tapi emang rejekinya dia. Baru setaun lewat dia kerja disana, eh si boz ngajak studi banding ke negeri Sakura. Dan? dia termasuk di dalamnya! Heppi lah dia. Saking hepinya? dia pun ampe stres. Malah kemudian ditambah salah makan? dan sakit, en opname. Pupuslah harapan mbakku itu buat ke Jepang. Jadwal berangkat 2 hari lagi, eh dia malah opname. Tapi? balik lagi..memang kalo udah rizkinya? ga akan lari kemano. Si boz yang juga asli Jepang, mengundurkan jadwal berangkat. Menanti mbakku itu sembuh total. Wuaaauww.. Lucky benerr... so? jadilah dia berangkat ke Jepang..merasakan musim salju disana. Pakai duit sndirikah? tentu tidaaak. Paling duitnya juga buat beli skedar oleh-oleh buat adiknya ini.. hehehhee..
2. MEKAH
Pergi ke Mekah dan naik haji. Idaman banyak orang. Tapi aku waktu kecil hingga SMA spertinya tidak pernah mendengar keinginan itu terucap dari kedua orangtuaku. Maklum lah, aku besar di keluarga yang waktu itu tidak mengedepankan nilai-nilai agama. Seiring berjalannya waktu, dan hidayah Allah? alhamdulillah keluargaku bisa lebih tercelup dalam nuansa dan pemikiran islami. Banyak tetangga, yang pemikirannya sudah slalu ingin naik haji. Yaw yaw..apa yang kita dapat, apa yang kita dengar, apa yang kita pelajari, tentu akan berpengaruh pada pola pikir kita. Kebetulan aku berada di lingkungan tetangga yang islami. Alhasil, nyaris semuanya slalu bercita-cita dan menabung buat naik haji. Padahal kalau dilihat secara ekonomi? pas-pas'an saja. Itu sebabnya, ortu slalu diprospek buat ikut bimbingan haji. Mungkin karna secara fisik, tampak mampu. Tapi bapak slalu bilang, maaf..kami ga ada uang. Anak saya masih 2 yang belum mentas. Jadi untuk saat ini tampaknya belum bisa buat membiayai naik haji. Sempat terlintas pertanyaan di benakku waktu itu, benere ortu pengen kesono ga sih..?!? Kata orang kan, ntar kalo kesono juga duitnya bakal balik. Knapa mesti takut? Tapi pemikiran itu segera kuhilangkan karna akupun juga tau. Realita hidup emaang maahal,teman! ^^
Mungkin, doa bapak ibu untuk pengen naik haji cukup kenceng. Tanpa sepengetahuan anak-anaknya, doa itu dipanjatkan. Sehingga? 2 tahun setelah bapakku diprospek untuk ikut KBIH, ada rejeki datang. Lewat tanteku, Allah membukakan jalan buat ortu. Tanteku yang waktu itu masih dalam kondisi sedang berduka karna ditinggal Om (adiknya bapak), ntah kenapa tiba-tiba menanyakan haji pada mereka. Tanya kenapa sampai skarang belum pada haji, padahal di jajaran keluarga? smuanya sudah pada haji. Berkat Allah juga, Tanteku malah menawarkan untuk nalangi haji. Berdua, bapak dan ibukku. Subhanallah! Dan Allah juga mengirimkan kemudahan, bapak dan ibu bisa pergi haji setaun berikutnya.Tak sperti skarang, yang harus antre slama 3 tahun. Slain itu, alhamdulillah pula, mereka mendapatkan haji akbar. Yang konon katanya,pahalanya 7x lipat dari haji biasa. Subhanallah.. Kalau inget cerita ini, aku jadi kian bersyukur. Karna aku tau, dulunya keluargaku besar sperti apa. Smoga Allah swt slalu merahmati dan menjadikan ini sebagai amal jariah untuk Tante Oel, Om Seno, dan Andien. amin.. ^^
Mungkin, doa bapak ibu untuk pengen naik haji cukup kenceng. Tanpa sepengetahuan anak-anaknya, doa itu dipanjatkan. Sehingga? 2 tahun setelah bapakku diprospek untuk ikut KBIH, ada rejeki datang. Lewat tanteku, Allah membukakan jalan buat ortu. Tanteku yang waktu itu masih dalam kondisi sedang berduka karna ditinggal Om (adiknya bapak), ntah kenapa tiba-tiba menanyakan haji pada mereka. Tanya kenapa sampai skarang belum pada haji, padahal di jajaran keluarga? smuanya sudah pada haji. Berkat Allah juga, Tanteku malah menawarkan untuk nalangi haji. Berdua, bapak dan ibukku. Subhanallah! Dan Allah juga mengirimkan kemudahan, bapak dan ibu bisa pergi haji setaun berikutnya.Tak sperti skarang, yang harus antre slama 3 tahun. Slain itu, alhamdulillah pula, mereka mendapatkan haji akbar. Yang konon katanya,pahalanya 7x lipat dari haji biasa. Subhanallah.. Kalau inget cerita ini, aku jadi kian bersyukur. Karna aku tau, dulunya keluargaku besar sperti apa. Smoga Allah swt slalu merahmati dan menjadikan ini sebagai amal jariah untuk Tante Oel, Om Seno, dan Andien. amin.. ^^
3. KOREA
Cerita ketiga berasal dari teman. Teman yang sebenarnya aku belum pernah bersua. Namun pernah say heluw di dunia maya. Dia teman dekatnya temenku. Lulusan IE UGM angkatan 2004.Biasa dipanggil Mas Pri oleh teman-temannya. Dia keterima kerja di Astra. Setelah training di Jakarta, ternyata dia ditempatkan di Bulukumba, suatu wilayah yang menurut kabar, sedikit sulit dijangkau di daerah Sulawesi. Susah dapat sinyal, kata dia waktu tak tanya kenapa jarang online. Tampaknya dia mulai sedikit suwtris dengan kerjaan. Yang aga jauh dari kotalah, ataupun karna jauh dari pacarnya juga. hohohooo... Tapi emang Allah berkehendak lain. Baru setahun dia kerja disana, eh perusahaan mengadakan kunjungan wisata ke luar negeri. Spertinya itu emang ada alokasi dari Astra, buat para pegawainya. Tujuannya 2 negara pula. Korea salah satunya. Wuaaauww... waktu dengar itu, aku langsung mikir. Ga disangka bener. Yang kemarin dia cukup suwtris dengan penempatan nun jauh plus pelosok itu, eh ternyata dari situ pula rejeki dia ke luar negeri berasal.
4. BRISBANE
Cerita lain sebenarnya masih banyak. Tapi cukup 4 saja yak yang diceritain scara deskriptip .Brisbane, kota ketiga terbesar di Aussie. Begitulah kata orang. Banyak yang ingin pergi ke Aussie untuk sekolah lagi. Kali ini ada juga kenalanku, seorang PNS Jakarta yang kemarin baru saja ditugaskan kesono. 10 hari pula. Weww...aku yang dulu tak begitu melek soal dunia perPNSan, jadi kian penasaran pada 1 profesi itu. Ya maklumlah, image PNS kan tak selalu baik. Yang dibilang gaji kecillah ( tunjangan'e sing gedhe kali yoo!? ahhahaa) bila dibandingkan profesi lainnya. Trus ritme kerja yang membosankan,dll dsb. Sebut saja dia dengan nama Husni. Salah satu karyawan PNS Kementrian di Jakarta. Belum genap 2 tahun dia kerja disana, tapi jalan rejeki dari Allah mengharuskan dia ikut program study tour selama 10 hari di Brisbane. Nice! keren.. Bersama 20 orang, mereka melakukan study tour (tapi kayake banyak fun-nya daripada study nya). Sementara akhir bulan ini, kantor kementrian mereka juga mengirimkan 1 tim untuk kunjugan ke Filiphina. Hmm..emang deh..kalo dah rejeki? ga akan lari kemana... ^^
5. PERTH - MEKAH - SHANGHAI
Secuplik cerita di atas, semakin menyadarkanku, bahwa memang doa itu yang utama. Dan memang kalau sudah rizki kita? pasti akan ada jalan dan ga akan lari kemana. Tapi aku tetep sadar, smua itu tidak datang dari langit. Usaha mereka semua pasti kenceng. Kerja keras, semangat, dan berdoa? itu pasti. Mas Pri yang rela jauh dari kotalah, Omku yang bener-bener mendedikasikan buat masjid, atau apapun. Smua itu tak mudah. Mereka semua? berasal dari profesi yang berbeda. Swasta, seniman, PNS, wiraswasta, dosen. Tapi punya satu kesamaan, yakni ditakdirkan Allah swt untuk mengunjungi negeri orang, tanpa sepenuhnya dibiayai sendiri. So? aku masih penasaran dengan skenario hidupku. Akankah aku diberi jalan untuk bisa mewujudkan keinginanku pergi ke luar negeri? Dengan uang sendiri, ataupun dibiayai orang lain. Atau malah sapa tau? rejekiku kelak,dapat suwami yang kebetulan bisa dan mau ngajak aku dan anak-anak keluar negeri? hihihii.. *ngarep.com*. Amiiin... yaw yaw..apapun bisa terjadi. Bener-bener, rejeki ntu? Allahlah yang mengatur. ^^
#say thanks to :
1. Bapak Arief Rahman, smoga apa yang anda ajarkan slama ini ke mahasiswa slalu bisa kami amalkan..dan menjadi amal jariyah bapak kelak, amin.
2. Mas Husnirokhim Nurdin 'alim : hee..aiii ambil photonyaa nihh..dua pula! ^^ nice camera..nice pict..smoga kapan-kapan aku bisa mengikuti jejakmu juga deh tapi tentu dengan alur yang beda...hohoho.. :)
Masih ada cerita lainnya. Tapi bakal kepanjangan kalo diceritain smuwa. Omku (adik'e ibuk) yang mualaf, seorang dosen di Udayana dan jadi takmir masjid di Bali sana juga mendapat kemudahan untuk dibiayai pergi haji. Siapa yang memberangkatkanpun? beliau tidak tahu. Karna uangnya hanya dititipkan ke pengurus takmir. Sepupuku? yang kerjaannya sebagai seniman (pekerjaan yang tak seperti pegawai kantoran *gaji tetep* tiap bulan), ternyata malah rejekinya juga di luar negeri. Dia yang notabene penganut Katolik yang taat malah pergi ke luar negeri bersama suami dan anak-anaknya. Ke Shanghai, dan Perth. Untuk itungan bulan pula! Suaminya juga begitu. Selalu mendapatkan rejeki, dines keluar negeri. Cerita lainnya? tahun ini, insyaallah kakak ipar juga diberikan rizki berangkat ke luar negeri tanpa biaya sendiri. Suami kakak keduaku itu beruntung mendapatkan undian pergi haji , dibiayai Connoco Philips, kantornya. 15 orang yang diberangkatkan, berdasarkan pengalaman kerja, dll dsb. 10 orang benar-benar di tes oleh perusahaan, dan 5 orang terakhir? berdasarkan undian. Dan? dia termasuk dalam 5 orang tersebut. Nice! smoga smua lancar, dan akhir taun ini bisa berangkat sesuai rencana. Amin.
Secuplik cerita di atas, semakin menyadarkanku, bahwa memang doa itu yang utama. Dan memang kalau sudah rizki kita? pasti akan ada jalan dan ga akan lari kemana. Tapi aku tetep sadar, smua itu tidak datang dari langit. Usaha mereka semua pasti kenceng. Kerja keras, semangat, dan berdoa? itu pasti. Mas Pri yang rela jauh dari kotalah, Omku yang bener-bener mendedikasikan buat masjid, atau apapun. Smua itu tak mudah. Mereka semua? berasal dari profesi yang berbeda. Swasta, seniman, PNS, wiraswasta, dosen. Tapi punya satu kesamaan, yakni ditakdirkan Allah swt untuk mengunjungi negeri orang, tanpa sepenuhnya dibiayai sendiri. So? aku masih penasaran dengan skenario hidupku. Akankah aku diberi jalan untuk bisa mewujudkan keinginanku pergi ke luar negeri? Dengan uang sendiri, ataupun dibiayai orang lain. Atau malah sapa tau? rejekiku kelak,dapat suwami yang kebetulan bisa dan mau ngajak aku dan anak-anak keluar negeri? hihihii.. *ngarep.com*. Amiiin... yaw yaw..apapun bisa terjadi. Bener-bener, rejeki ntu? Allahlah yang mengatur. ^^
#say thanks to :
1. Bapak Arief Rahman, smoga apa yang anda ajarkan slama ini ke mahasiswa slalu bisa kami amalkan..dan menjadi amal jariyah bapak kelak, amin.
2. Mas Husnirokhim Nurdin 'alim : hee..aiii ambil photonyaa nihh..dua pula! ^^ nice camera..nice pict..smoga kapan-kapan aku bisa mengikuti jejakmu juga deh tapi tentu dengan alur yang beda...hohoho.. :)
Saya cuma bisa berkata...
ReplyDeleteNice Share gan V^^
ga dilempar cendol, Gan? ^^
ReplyDeletebesok kalo aku seriusan garap blog,
bikin blog baru yang bukan skedar corat coret..
aku meguruu pada anda ya boss.. ^^