Thursday, July 22, 2010

Persaingan Bisnis vs Moral

Kalo kita setel tipi, atau ubeg-ubeg situs pemberitaan nasional, pasti bakal nemu satu ataupun beberapa berita yang membahas soal public figure di negara kita ini. Pemberitaannya pun bisa seputaran soal keluarga, bisnis yang digeluti, karier yang udah dilalui, sampe berita yang miring en negatip. Yaw..yaww..kemarin aku sempat jengah mendengar berita soal salah satu artis papan atas ibukota. Padahal itu juga awalnya ga' sengaja. Pagi itu, ntah kenapa aku setel tipi dari jam 05.30 WIB. Liat Mamah Dedeh, ataupun Liputan 6. Sambil beres-beres rumah, kudengarkan acara tipi itu. Awalnya tak apa-apa. Tapi jam 06.30, berhubung Apa Kabar Indonesia Pagi sedang iklan, kupindahkan channel ke stasiun tipi lainnya. Nah lhoo! cuman 3 menit kupindah, eh kok yo ndilalah pas acara infotainment dan menyoroti sikap salah satu artis. Yang bikin geregetan, lah kok sensornya cuman sparo'e?!? walahh. Beberapa tahun yang lalu aku pernah corat-coret soal pertelevisian kita, masa iya skarang aku masih maw nulis lagi, walaupun skarang yang kusorotin beda. Kalo dulu sinetron, skarang? tayangan infotainment (atau brita nasional juga termasuk?).

Belum kelar kasus yang kemarin, eh skarang ada kasus lain. Kalau tidak salah, kemarin para petinggi, salah satunya  KPI ( Komisi Penyiaran Indonesia ) juga sudah mengingatkan pada para wartawan untuk tidak terlalu mengekspos brita yang *ga perlu* diekspos. Yah, bukan rahasia umum, kalo yang tadinya cuman masuk brita gosip, eh karna meresahkan masyarakat, jadi masuk pemberitaan nasional. Orang yang tadinya ga nonton gosip, hanya nonton britapun juga malah jadi tau.. Masalahnya..kenapa yang lebih sering ditayangkan adalah *terjadinya*..dan bukan penyelesaian. Heehee..alasan utama spertinya karna ini merupakan marketing oknum-oknum tertentu sih. Alias umpan buat para pencari berita, untuk membaca, ataupun menonton tayangan tersebut lebih lama. 

Ini aku menyoroti tayangan pemberitaan nasional. Kalo soal infotainment? ga usah ditanya lah..Sudah pasti,lebih banyak mengedepankan hal-hal yang lebih ga pantes buat ditayangin. Karna yang disoroti bukan penyelesaian, tapi lebih pada kenapa itu terjadi, dan terkadang emang dibuat-buat britanya. Kalo soal pemberitaan nasional? sempat sih kurasa kurang proporsional. Tidak seimbang pemberitaannya. Lebih banyak mengungkit kejelekannya daripada penyelesaiannya skarang. 

Hewww..trus gimana doonk? atas nama mencari rejeki, trus nabrak tata krama penyiarankah? atas nama persaingan bisnis, trus mengesampingkan efek samping kerusakan moral? Tapi inilah realita idup. Salah sapa? ya salah smuwa kali yak! ^^ Yang nonton juga kebagian salah lhoo.. hehehe.. Solusi? ntahlah.. Kalo kupikir mah, semua harus saling mengingatkan saja. Hal pertama yang kulakukan cuman memimalisir melihat berita tayangan televisi, tidak membuat status di jejaring sosial yang bakal membuat orang lain yang tadinya tak tau, malah jadi tau. Trus ya urun suaralah. Kemarin ikut urun suara dengan cara join grup di salah satu situs jejaring sosial. Selain itu, aku masih berharap smoga KPI bisa melakukan sesuatu. Beberapa tahun yang lalu sempat sih aku melayangkan pojok aduan ke website KPI . Ntah dibaca atau tidak, tapi yaa minimal aku melakukan sesuatu dah. Bagaimanapun juga, sebisa mungkin krisis moral diminimalisir yuuuk.. Kasian penerus bangsa ini. Kecuali kalo emang kita mau bergeser norma, dari adat timur beralih ke adat orang-orang barat yang bebas melakukan apa saja. Tapi apa iya itu yang patut kita tiru, sementara mayoritas penduduk Indonesia muslim? Lebih mending kalo kita meniru kemajuan teknologi, pelestarian alam dan budaya, atau apapunlah yang bisa membuat Indonesia lebih berdaya di mata internasional.


*sekedar corat-coret sebagai bentuk luapan keprihatinan akan ketidak seimbangan berita saat ini ^^

========3 jam setelah posting 
*huraaay....baca dari viva news, bahwa KPI pun menegur stasiun TV 
Dalam pemberitaan tersebut, tertulis bahwa Komisioner KPI, Nina Armandoya menyatakan bahwa KPI telah melayangkan teguran pertama ke stasiun televisi yang sempat menayangkan pemberitaan yang kurang baik untuk diekspose, dengan harapan mereka tidak lagi menayangkan hal sama, baik itu dengan cara diburamkan atau tidak

*langkah awal yang bagus.. #SMILE#


=========6 hari setelah posting 
*MUI mengeluarkan fatwa haram untuk infotainment baik bagi yang manayangkan maupun menonton. Fatwa tersebut disahkan dalam pleno MUI dalam Musyawarah Nasional (Munas) di Jakarta, Selasa oleh Ketua Komisi Fatwa MUI, Ma`ruf Amin. ~dilansir dari : antara news


Nice! walaupun dalam situs tersebut kurang terinci apa yang dimaksud haram, tapi berhubung tadi pagi (27Juli 2010) aku sempat nonton Metro Pagi Ini yang juga mengupas hal serupa, ternyata yang disebut haram ialah pada bagian-bagiant tertentu/kontennya. Semisal masih berupa fakta? infotainment ya tidak haram. Hal ini juga sudah sejalan dengan KPI sebenarnya, karena lembaga lainpun juga mengatur hal serupa namun hanya beda kemasan, yakni berupa Kode Etik Penyiaran. Wah wah..baguslah semisal akhirnya ada aturan tegas seperti ini. Dalam fatwa tersebut, soal gosip/ghibah maka yang terkena  dampak*haram*  mulaii dari pencari, media penyiaran, bahkan konsumen akhir yang melihat/mendengarkan. 
Hehehhee..yap yap, pasti bakal ada pro dan kontra di balik sikap MUI ini. Aku mah setuju-setuju aje yaa... karna ini kan untuk mengatur agar semua lebih rapi, lebih tertata, dan juga lebih bermanfaat. Walaupun nih, yakiiiin deh, pasti agak susah penerapannya. Mana yang masuk kategori ~ghibah~ dan juga bukan. Mana yang termasuk melanggar wilayah privacy orang, mana yang tidak melanggar. Tapi? yaa sudahlah..minimal kan ada aturannya.. ^^ tinggal masyarakatnya aja nih..mau diatur atau tidak.. :)

No comments:

Post a Comment